"Pak, keluar yuk!" ucapku saat Pak Michael masih enggan melepaskan pelukannya. Ya, setelah puas menciumku habis-habisan, Pak Michael memelukku erat. "Sebentar lagi," ucapnya. Matanya terpejam rapat. "Ngapain sih, Pak? Emang gak pegel apa?" tanyaku dengan sedikit kesal. Beneran lho, ini sudah sepuluh menit hanya begini terus. Pak Michael memelukku dengan posisi aku membelakanginya. Kedua kakinya mengait mengurung tubuhku yang terasa kecil dalam dekapannya. "Ck, salah kamu sendiri gak mau diajak kuda-kudaan sama saya. Kan jadinya saya sakit kepala," ucapnya. "Dih, kan sesuai perjanjian! Ini juga harusnya gak boleh! Tadi juga Anda sudah melanggar kesepakatan. Saya bilang dari awal gak boleh ada ciuman apalagi pelukan. Ini apa coba? Uda nyiumnya gak sebentar, pake plus pelukan segala." "I