“Amerika?” Bianca sedikit kaget dengan ajakan Nathan yang sangat tiba-tiba. Dia yang belum pernah pergi keluar negeri sebelumnya, pasti ingin pergi ke negara Adi kuasa itu. “Kenapa, Bi? Kamu gak bisa?” tanya Nathan melihat ekspresi wanitanya. “Emang kapan?” tanya Bianca ingin tahu. “Secepatnya. Ada kerjaan yang gak harus aku beresin di sana. Aku di sana mungkin sekitar 2 minggu.” “Lama amat. Gak bisa aku.” Mimik wajah Bianca berubah kecewa. “Kenapa emangnya? Kalo soal visa dan paspor, ntar aku yang urus semuanya.” “Bukan soal itu. Tapi aku mau ujian semester. Mana bisa aku pergi.” “Ujian? Tinggalin aja.” “Eh. Gak ada ya. Gak mau. Aku mau ikut ujian aja. Pergi ke sana bisa kapan-kapan.” Kalau boleh jujur Bianca ingin pergi, tapi dia juga berat dengan kuliahnya. “Beneran?” Nathan