Bab 103. Sebuah Nasehat

1188 Kata

Bianca tersenyum mendengar apa yang dikatakan kakak iparnya. Dia kini lebih santai meski pernah sempat sangat kaget dan kesal dengan ucapan Diandra beberapa waktu lalu. “Jangan dong, Tante. Ntar yang nemenin aku siapa,” ucap Bianca sambil terkekeh. “Enakan juga punya dari hasil sendiri, Di. Iya gak, Dim?” sahut Nathan sambil merangkul istrinya yang ada di sampingnya. “Iya. Lagian kan bentar lagi kita mau bulan madu juga, ntar kita buat di sana,” ujar Dimas sambil terkekeh malu. “Jangan di kebut juga. Santai aja. Dapet kok pasti. Percaya deh ama aku.” “Liat nih Bianca, di senggol dikit aja langsung jadi,” imbuh Nathan yang langsung mendapatkan pukulan di pahanya. “Ngomongnya ya!” Bianca melotot ke arah kekasihnya. “Ampun, Sayang. Iya, gak lagi.” Nathan menggosok pahanya yang terasa p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN