"Jangan berbohong padaku, Nath." Desis Meyra seraya mengangkat kepalanya dan menghapus airmatanya dengan kasar. Ia memperbaiki letak pakaiannya dengan tangan bergetar sekaligus melangkah mundur menjauhi Nathan "Hanya karena apa yang aku lakukan barusan, bukan berarti aku percaya dengan perkataan manismu itu." Tuduhnya kasar. Nathan terkejut dan melihat gadis itu bingung. "Mey." Meyra mengangkat tangannya, mengacungkan jari telunjuknya pada Nathan. "Jangan berani mengatakan apapun padaku.” Perintah gadis itu lantang. “Aku tidak mengerti kenapa kau melakukan semua ini padaku, Nath. Aku masih bisa mengingat sikap kasarmu padaku saat aku menyusulmu berbulan-bulan lalu.” Ucap gadis itu dengan nada terluka. “Ya, kau tentu tahu alasan kenapa aku begitu ingin berkuliah di negara yang sama denga

