Seperi janji yang di katakan oleh Rafael lelaki itu menjemput Nia tepat sebelum pukul sepuluh siang, bahkan Rafael sudah siap berada di gang komplek. Rafael menatap wajah Nia yang bersinar di hari minggu ini, entah hanya perasaannya saja atau bagaimana tapi aura Nia terpancar begitu kuat. “Nia?” “Ya mas?” Sejak kemarin hanya Rafael yang membuka percakapan, Nia lebih banyak diam di dekatnya. Rafael tak tahu pasti apa yang di pikirkan oleh Nia namun diamnya sang kekasih seakan menjadi batu keriki untuknya. “Maaf aku tiba-tiba mengajakmu pergi, apa kamu keberatan?” Nia menggeleng pelan namun hatinya berkata lain, “Enggak mas, nggak apa-apa. Ibu nggak keberatan kalo aku keluarnya sama mas Rafael” Rafael menyunggingkan senyumnya, “Aku jamin kamu nggak akan kecewa Nia” “Kita mau kemana, m