Aku menarik napas panjang kemudian membuangnya gusar, ku lihat mas Arkhan masih tenggelam dalam mimpinya sendiri, kejadian semalam sungguh tidak akan pernah aku lupakan seumur hidup, bagaimana tidak, semalam adalah malam di mana aku berhasil menjadi seorang istri yang sesungguhnya, siapa yang sangka bukan? Mas Arkhan melakukannya lebih cepat dari yang aku duga. “Kamu udah bangun?” Suara suamiku itu mengejutkanku, aku reflek menarik selimut, menutupi tubuh ku yang hanya tertutup oleh selimut itu. “Kamu kenapa?” Tanya nya kaget, ia menggeser badannya, mendekat ke arah ku. Bau parfume nya bahkan tidak hilang, padahal tubuhnya berkeringat penuh semalam. “Kaget.” Jawabku, ia tersenyum lalu menarikku ke dalam dekapannya. Dia memelukku, cukup lam