Selamat membaca "Kris," lirih Sena pelan. Seseorang tolong katakan, jika ini bukan mimpi! Jika ini hanya sebuah mimpi, aku mohon jangan pernah bangunkan aku! Sebentar saja, aku hanya ingin waktu ini berhenti untuk sebentar saja. Biarkan aku memandang wajahnya. Wajah seorang laki-laki yang sangat aku rindukan. Sena menutup wajahnya dengan tangan, sekeras mungkin ia berusaha menahan tangisnya agar tidak terdengar oleh Kris. Kris menatap Sena sendu. Ia memegang kedua bahu Sena perlahan. "Sena?" "Jangan menangis." Tapi Sena tetap diam membisu. Kris yang tidak tahan melihat Sena menangis langsung mendekapnya erat ke dalam pelukannya. "Sssshhhtttt." "Aku mohon jangan menangis lagi, kamu membuatku terluka," ucapnya lesu sambil mengelus-elus punggung Sena. Ucapan Kris tidak membuat