Chapter 29

858 Kata

Selamat membaca Seorang laki-laki duduk di kursi roda menghadap ke arah jendela. Sudah 1 jam lebih dia hanya menatap ke arah luar jendela dengan tatapan kesedihan. Matahari sudah mulai tenggelam, langit sudah mulai gelap. Angin sore mulai menerpa tubuh lemahnya, tapi dia masih tetap bergeming. Sisa hidupnya tidak akan lama lagi. Dia hanya ingin melihat putrinya tersenyum, walaupun tanpa keberadaannya. Senyuman yang selama ini hilang di gantikan oleh tangisan karena dirinya. Dia takut jika suatu saat nanti dia pergi sebelum bisa menebus semua kesalahannya. Laki-laki itu hanya ingin menghabiskan seluruh waktu yang dia punya dengan putrinya. Sedetikpun dia tidak ingin melewatinya. Seakan saat ini waktu sangat berharga baginya, dan dia tidak ingin membuangnya begitu saja seperti dulu.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN