PART. 58 KENANGAN

1696 Kata

Adys bersandar lemah di d**a Adyt. Lengan Adyt memeluknya erat. Airmatanya tak berhenti mengalir. Matanya bengkak, tubuhnya begetar karena isakan. Pemakaman telah usai, tinggal keluarga Adyt, Mamah Andrea, Ibu panti, dan Pak Adrian dengan putra bungsunya, Andrian. Bukan hanya Adys yang menangis sesunggukan, tapi juga Sekar yang ikut menangis sesunggukan, sambil memeluk ibunya. Sakti memeluk keduanya dengan kedua lengan. Ada juga Andrea, yang ikut menangis dalam pelukan Erwin manajernya. "Kita pulang sekarang ya, Sayang, kamu harus istirahat," bujuk Adyt. Adys mengangguk lemah. Adys bersimpuh di sisi pusara ibunya. Dipegang erat nisan ibunya, diraba nama yang tertulis di sana. "Ibu, kita ditakdirkan untuk tidak hidup berdampingan, meski pertemuan kita sangat singkat, tapi namamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN