“Selamat pagi om,” sapa Ryuga pada pak Tyo yang sedang duduk di bangku marmer halaman belakang rumahnya.
“Ryuga? Pagi…, kamu mencari Ellen? dia ada di kamarnya.”
“Bukan… saya mau bicara dengan om Tyo, bisa?”
“Bisa, ayo duduk,” ucap pak Tyo meminta Ryuga duduk bersamanya.
“Apa yang mau kamu bicarakan? Sepertinya penting?”
“Ya bisa dibilang begitu sih om, apakah Ellen sudah mengatakan jika kami akan malam bersama keluarga saya om malam ini?”
“Malam ini? belum sepertinya, mungkin Ellen lupa memberitahu om. Dalam rangka apa Ga?”
“Ryuga mau memperkenalkan Ellen kepada mama dan kakak saya, kalau papa saya sudah mengenal Ellen.”
Pak Tyo menatap Ryuga, ia melihat jika Ryuga sudah mulai bertahap ingin menjalin keseriusan dalam hubungannya dengan Ellen. Tapi pak Tyo memiliki sedikit
