Bab 19.

1534 Kata

“Jenita berangkat ya, Bi,” pamit Jenita seraya mengecup takzim punggung tangan Bibi Anisa. Sudah tiba waktunya untuk Jenita bertemu kembali dengan Papa Saiful beserta keluarga besar Hirawan. “Kamu hati-hati, ya,” pesan Bibi Anisa mengusap pipi Jenita. “Nak Tian, saya titip Jenita ya.” “Pasti Bi,” sahut Tian cepat mendahului Jenita. “Kabarin Bibi ya, kalau ada apa-apa. Jangan malas makan. Kamu suka sengaja nggak makan kalau lagi sedih,” pesan Bibi penuh perhatian. “Bi, Jeni kan cuma mau ketemu Papa.” “Tapi kita semua tahu, Papamu lah sumber kesedihanmu selama ini. Bibi nggak ingin kamu menyiksa diri kamu sendiri karena sedih yang diakibatkan oleh orang-orang itu.” “Bi ....” Jenita ingin menghentikan ceramah sang bibi yang demi kebaikan dirinya itu. Tapi kalah cepat, Bibi Anisa lebih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN