"Hallo anak manis." Dolores yang sedang bermain ponsel tersentak kaget saat mendengar suara seseorang yang sering menjadi mimpi buruknya. Dolores bangkit dari duduknya lalu menatap pria itu dengan pandangan penuh kebencian. Tangannya terkepal dengan kuat saat bayang-bayangan dulu menghampiri pikirannya. Bagaimana bisa manusia hina ini masuk ke dalam Istana? Dolores melirik ke sana kemari, tidak ada siapapun selain mereka berdua. Jantungnya berdetak kuat, trauma yang di alaminya belum sembuh total. Ketakutan terbesar dalam hidupnya bertemu dengan manusia b******k yang sudah merusak masa depan hidupnya. Dolores menggenggam ponselnya dengan erat, jika pria itu berani maju, dia tidak akan menahan diri untuk melemparkan ponsel miliknya ke wajah pria itu. "Sepertinya kau hidup enak yah?" "