Dilip menghela napas. Dia memijat keningnya yang berdenyut. Sudah beberapa hari ini dia tidak tidur sama sekali. Berkas-berkas yang di berikan Paine padanya terus menumpuk. Belum lagi berkas di kantor pun ikut menumpuk. Sebuah usapan lembut di punggungnya membuat Dilip mendongak. Cinde dengan senyum lembutnya berdiri di sampingnya. Dilip meraih wanita itu untuk duduk di atas pangkuannya. Melingkarkan tangannya di tubuh ramping Cinde. Kepalanya bertumpu di bahunya. Cinde mengusap kepala Dilip. Beberapa hari ini Dilip begitu sibuk. Banyak berkas yang mesti di selesaikan olehnya. Terkadang Cinde melihat dini hari Dilip belum tertidur. "Tidurlah. Kau bisa melanjutkannya nanti." "Sebenarnya aku ingin tidur, hanya saja setiap aku menutup mata rasanya beban ku semakin bertambah." Cinde menc