73. Jangan mesra-mesraan

581 Kata

Angin juga berhembus kencang di kamar Yaksa dan Ayu yang sedang bermesraan. Suara tangisan dan isakan seorang wanita pun juga terdengar. Ayu menarik tangan suaminya dan bersembunyi di ketek suaminya itu yang selalu memberinya kenyamanan.  "Mas," cicit Ayu saat suara tangisan itu makin keras. "Berfikir positif, Yu! mungkin itu tetangga kita." jawab Yaksa seraya tersenyum. "Jarang-jarang ada tetangga menangis, mas. Mana malam-malam lagi." ucap Ayu. "Sudah-sudah, jangan dipikirkan!" ucap Yaksa menarik istrinya untuk berbaring.  "Peluk, mas!" rengek Ayu manja. "Heum." jawab Yaksa. Yaksa bingung dengan dirinya sendiri. Saat dia bisa melihat hantu, dia seperti tidak takut akan keberadaan mereka. Namun sekarang, ia merasa ketakutan hanya karena mendengar suara perempuan menangis. "Mas, apa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN