Wita berdiri di ambang pintu, membalas dengan senyum menggoda, menyambut Harley dengan tatapan penuh hasrat. Gaun menerawang yang dia kenakan menonjolkan setiap lekuk tubuhnya, mengundang pandangan Harley terpaku padanya. Harley melangkah masuk dan menutup pintu di belakang mereka, lalu memeluk Wita dengan erat. Tangannya langsung menyentuh bagian-bagian tubuh Wita, membuatnya menggelinjang dan mendesahkan namanya. “Harley…” “Ya.. Apakah kamu menungguku?” “Ya! Kenapa kamu begitu lama?” Wita bertanya dengan suara serak, seraya dengan lihai tangannya menyusup di balik kemeja Harley, membelai d**a dan perut sixpacknya. “Aku sedih, aku kira kamu tidak akan datang,” sambungnya dengan rengekan, sambil terus membelai, lalu perlahan mulai membuka ikat pinggang dan resleting celana panjang pria