Selesai makan malam, mereka keluar dari restoran, angin malam menyapa lembut wajah mereka. “Malam ini sangat menyenangkan,” ujar Elaine sambil tersenyum, mencoba memecah keheningan. “Terima kasih sudah mengajakku.” Samuel tersenyum, merasakan kehangatan dari senyuman Elaine. “Aku juga senang, meski sedikit berat untuk diungkapkan. Tapi aku merasa lebih lega setelah mengatakannya. Kita tetap berteman seperti sebelumnya, kan?” “Tentu saja, Samuel. Aku sangat membutuhkan teman sepertimu. Apalagi sebentar lagi aku akan mulai kuliah lagi, kamu salah satu mentor terbaikku.” “Terima kasih, Elaine. Aku siap membantu, apapun, selama aku bisa,” jawab Samuel, suaranya lembut dan tulus. Mereka melanjutkan perjalanan ke mobil, Samuel membuka pintu untuk Elaine. “Terima kasih,” Elaine masuk ke m