Harley menggeram, mengepalkan tinjunya. "Kau tidak mengerti! Jika proyek itu berhasil, mereka akan semakin kuat. Terry dan Joseph tidak boleh dibiarkan menang!" "Tidak boleh menang?" Pria itu menaikkan alisnya, menatap Harley dengan pandangan meremehkan. "Kau berbicara seperti anak kecil yang marah karena mainannya diambil. Apa kau lupa ini bisnis, Harley? Yang kau perlukan bukan emosi, tapi strategi." Harley bangkit dari kursinya, membanting kedua tangannya di meja. "Kalau kau merasa lebih pintar, kenapa tidak kau yang lakukan sendiri, hah? Aku tidak butuh ceramah darimu!" Pria itu tidak bergeming. Dia malah tertawa kecil, menaruh gelas kosong itu di meja, lalu menatap Harley dengan tatapan tajam. "Lakukan sendiri? Itu artinya aku harus membersihkan kekacauanmu juga, bukan?" Dia mendek