Cahaya matahari pagi menembus tirai tipis yang menutupi jendela besar kamar suite itu. Elaine membuka matanya perlahan, membiarkan dirinya terbiasa dengan terang yang memenuhi ruangan. Namun, sensasi hangat di pinggangnya membuatnya sadar, dia tidak sendirian. Dia terdiam sejenak, menyadari bahwa tubuhnya masih berada dalam dekapan Joseph. Nafas suaminya yang pelan dan teratur terdengar di dekat telinganya dan kehangatan hembusan napas itu mengenai pipinya. Hati Elaine mendadak berdebar saat memori semalam kembali muncul di pikirannya. Apa yang terjadi di malam pengantin mereka, kehangatan, cinta, dan keromantisan, semuanya melintas seperti sebuah mimpi yang terlalu indah untuk menjadi nyata. Elaine menatap langit-langit, berusaha menenangkan diri. Ia meraba perutnya dengan perlahan,