Wita berdiri di ambang pintu, tersenyum menggoda, menyambut Harley dengan tatapan yang penuh hasrat. Gaun tipis yang dikenakannya menonjolkan setiap lekuk tubuhnya, mengundang pandangan Harley untuk terus terpaku, tak lepas darinya.
Harley tidak mampu menahan ketertarikan yang semakin menggebu, wajahnya menampakkan kesenangan yang sulit ia sembunyikan.
“Masuklah, Tuan Morgan,” Wita berbisik dengan nada penuh godaan, sambil perlahan melangkah mundur, membiarkan pintu terbuka lebar.
Tanpa ragu, Harley melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya, dan langsung memeluk Wita dengan erat. Detik itu, segala ketegangan dan ambisinya seolah menemukan pelampiasan.
Wita tertawa kecil, mencium pipi Harley sebelum meraih tangannya dan menggiringnya ke sofa di ruang tengah yang elegan.
“Kau terl
