Marissa tertawa kecil, lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Elaine. “Baru pedekate, doakan ya?” bisiknya sambil tersenyum malu. Elaine terbelalak, namun dengan cepat menyembunyikan keterkejutannya. Senyumnya terjaga, tetapi pikirannya penuh dengan tanda tanya. Bukankah Marissa sudah punya pacar? Beberapa bulan lalu, Marissa masih sering bercerita tentang pria itu dengan penuh semangat. Yang membuat Elaine bertanya-tanya, kenapa sekarang dia terlihat bersemangat bersama Samuel? Elaine sangat penasaran, namun dia menahan pertanyaannya. Ini bukan waktu yang tepat. Dia bisa menanyakan hal ini pada Marissa di kesempatan lain. “Oh, aku pasti akan mendoakan yang terbaik untuk kalian,” ujar Elaine akhirnya, berusaha terdengar wajar. Matanya melirik ke arah Joseph, yang kini sedang berbicara d