Amira Wijaya berdiri di depan meja kerjanya, menatap layar komputer dengan pandangan kosong. Kedua alis tebalnya nyaris bertaut, saat dia memincingkan mata, seolah ingin melihat lebih jelas. Di layar itu, tampak laporan hasil penelitian yang penuh dengan celah, hasil yang jauh dari harapan. Data yang seharusnya menunjukkan kemajuan malah terlihat berantakan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Tidak ada pergerakan maju untuk kasus yang tengah menjadi objek penelitiannya. Dia menghela napas panjang, rasa frustrasi menyelimuti dirinya. Sebelum dia bisa merenung lebih jauh, pintu ruangannya terbuka dengan perlahan, dan seorang stafnya masuk, membawa kabar yang sudah Amira prediksi saat melihat data laporan itu. “Dokter Wijaya, saya rasa kita perlu berbicara tentang hasil penelitian ini.