Hari semakin siang. Pintu kamar pengantin di rmah Icha belum juga terbuka. Tidak ada yang menyadari kalau kedua pengantin itu pergi tadi malam. Beny dan Mira pun baru menyadari setelah sarapan pagi karena kedua pengantin itu tidak hadir di meja makan. "Mana Bagas dan Icha? Kenapa gak ikut sarapan bareng?" tanya Beny sambil menyeruput kopi hitam. Rambutnya basah setelah keramas. Beny nampak terlihat lebih segar setelah ikut malam pengantinan setelah lelah seharian menikahkan putrinya dan menerima tamu yang super banyak, bergantian hingga malam. Mungkin kalau tida turun hujan, tamu -tamu itu masih berdatangan hingga larut. Untung saja, cuaca seolah mendukung dan tahu kelelahan sang pemilik rumah. Di beri hujan, di beri petir kencang dan lampu mati. Bukankah suasan malam itu begitu menduku