29

1038 Kata

Baastian merasa tertantang sekali. Ia menampar pipi Bastian satu kali lagi. Kali ini tamparan itu lebih keras mendarat di pipi Bagas hingga pipi itu memerah. PLAK! Suara tamparan itu tak hanya keras. Bunyinya sangat menyayat hati. Apalagi melihat Bagas yang sama sekali tidak berontak. Hera langsung terbangun dan terduduk menarik tangan Bastian. "Cukup Pah! Sudah cukup. Bagas itu anak kita. Jangan kamu sakiti lagi!" teriak Hera yang tak tega melihat putranya di tampar dua kali oleh Papahnya sendiri. Hati ibu mana yang tak menangis dan sedih melihat putranya sendiri di siksa. Walaupun itu oleh Papahnya sendiri. "Lepas Ma! Biar ku hajar sendiri anak ini! Papa gak pernah punya anak yang tidak mau menurut!" tegas Bastian penuh amarah. Bagas hanya diam. Dia tersenyum kecut melihat Papan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN