17

902 Kata

Seusai makan malam bersama, Tio mengajak Icha berjalan -jalan mengitari kota besar itu. Kota yang sangat indah dengan gemerlap lampu kelap kelip di sepanjang jalan raya. Icha menyandarkan kepalanya di lengan kekar Tio. Tio sangat menjaga tubuhnya agar tetap nampak atletis dan kuat. Pekerjaannya mengharuskan Tio tetap bugar dan terlihat seperti orang jahat. Padahal aslinya sama sekali tidak seperti itu. Lagi -lagi pekerjaan yang menuntut Tio untuk bersikap seperti itu. "Kita mau kemana lagi? Kita sudah berputar ke tempat ini tiga kali, Icha," ucap Tio begitu lembut. "Icha belum mau pulang. Icha main ke apartemen kamu, boleh gak?" tanya Icha denagn raut wajah memelas. "Kamu kenapa sih, sayang? Tumben banget? Biasanya kalau udah makan bareng, jalan -jalan, shoping, beli cemilan, sudah mau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN