6

512 Kata
Malam itu adalah malam bahagia bagi Bagas dan Maya. Di dalam kamar apartemen yang sangat nyaman dengan lampu kamar yang sudah dimatikan semua. Hanya ada gelap dan sunyi di malam itu. Cahaya bulan yang bulat sempurna menyorot langsung melalui celah jendela kamar apartemen Bagas. Pergulatan panas anatara Maya dan Bagas segera dimulai. Mereka baru saja melepas pakaian mereka dan mebuangnya ke sembarang arah. Birahi Bagas sudah tak menentu. Si joni, panggilan kepemilikan Bagas pun mulai berdenyut dan mengembang perlahan dengan sempurna. Maya sudah terlentang dengan tubuh polos tanpa sehelai benang yang menempel. Maya menatap Bagas yang sudah siap mengungkungnya dari atas. Pemanasan itu selalu dimulai dengan ciuman yang hangat dan lembut hingga ciumannya menjadi terasa liar dan penuh hasrat. Tangan Maya mulai berani mengalungkan ke belakang leher Bagas. Ia menikmati setiap ciuman lembut di bibir, wajah dan leher mulusnya. Maya berkali -kali mendesah. Ia baru kali ini menikmati permainan panas seperti ini. Maya memang tidak mau disentuh oleh siapa pun termasuk dengan tunangannya itu. Tangan Bagas mulai nakal menyentuh kue apem yang memang menjadi pasangan si joni. Kue apem itu masih terasa kering dengan rerumputan tipis yang berbunyi kemresek seperti radio butut. Jari -jarinya pun menggesek pelan kue apem itu. Maya semakin mendesah. Suaranya memang pelan tapi mampu membangktkan gairah Bagas sampai ubun -ubun. Adrenalin Bagas semakin deras terpacu, aliran darahnya juga mendidih dengan sangat cepat. "Ahh ... Bagas ..." Maya mengerjap pelan. Ia tak bisa melukiskan kenikmatan ini dengan kata -kata puitis. Maya hanay bisa mnedesah, mengerang dan memangggil nama Bagas. "Kamu suka, May?" tanya Bagas yang kini mulai meremas dua daa maya secara bersamaan dengan pelans sekali seperti gerakan memijit. "Sangat suka ..." jawab Maya lirih. Bagas mulai menghisap ujung d**a Maya yang masih terlihat kecil dan mungil. Warnaya cokelat seperti agak pink. Bentuknya seperti buah anggur yang sedang menumbuh di pohonnya. Sungguh menggemaskan sekali. Hisapan Bagas membuat Maya memegang kepala Bagas. Sensasinya sungguh luar biasa sekali. "Enak Gas," ucap Maya dengan suara parau. Bagas melirik sekalis ke arah Maya yang memang sedang menikmatinya. Tangannya kembali menyentuh kue apem dan kembali menggesek hingga kue apem itu basah. Perlahan Bagas turun ke bawah melepas bagian ujung d**a yang sudah ternikmati. Bibirnya menyapu perut Maya dan sesekali diberi gigitan kecil lalu berhenti di atas kue apem Maya. Kue apem yang terlihatsangat montok dan tembem. Walaupun badan Maya itu kurus, kue apem itu sungguh mengooda sekali. Bagas mulai menciumi kue apem yang tertutup rerumputan. Lidahnya menjulur dan bermain di area apem itu. "Ahhh ... Bagas ..." teriak Maya mendesah. Bagas sudah tak peduli dengan erangan dan desahan Maya. Ia hanya fokus pada kue apem yang sedang ia nikmati itu. "Bagas ... Sudah Gas ... Aku kayak mau keluar gitu ..." bisik Maya mengerang hebat. Pinggulnya sesekali ikut bergoyang dan menggeliat hingga perutnya naik -naik ke atas. Maya benar -benar sudah terangsang hebat. Ia tak tahan lagi menahan birahinya yang terus memuncak. Permainna ini sungguh luar biasa sekali. Bagaimana jika si joni masuk ke dalam? Tentu lebih enak lagi. Itu sudah bisa dipastikan, bukan. Banyak orang menyukai aktivitas bercinta. Tidak ada yang pernah gagal.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN