Mendengar penjelasan itu, entah kenapa membuat Arga bingung harus mengatakan apa karena sejatinya tidak tahu kalau selama ini hidupnya ini dijadikan sebagai bahan ekspresimen dari empat makhluk aneh itu, juga ternyata adalah korban dari sebuah penculik semasa bayi, ini benar-benar mencengangkan, Arga merasa ditipu selama ini. Kepalannya jadi sedikit sakit saat memikirkannya, dua tangan Arga mengepal dan kekesalan mulai memuncak. Menyadari ada aura yang cukup kelam di sekitar Arga, Jiola menolehkan kepalanya dan segera mengusap-usap puncak kepala Arga dengan lembut. “Aku paham, pasti menyakitkan saat tahu bahwa hidupmu ternyata hanyalah sebuah ilusi, tapi tenanglah, mulai sekarang kamu sudah terbebas dari itu semua. Maaf karena aku datang terlambat, aku merasa bersalah karena tidak men