Ingin pergi

1877 Kata

"Mamahnya Kay meninggal!" Kayla terdiam, ia terlihat menegang. Kedua matanya perlahan basah. Dan Sasi masih menunggu kalimat apa yang akan diutarakan sahabatnya itu. "Lo enggak ke sana? Maksud gue, lo enggak mau nemenin dia. Regi bilang, Ayahnya gak dateng. Dia sendirian La." Kayla masih saja terdiam, tapi airmatanya terlihat menetes. "La?" Sasi mengusap pundaknya. "Lo jujur sama hati lo, lo mau kan nemenin Kay?" Kayla tidak juga menjawab, tapi gadis itu menunduk dan terisak. Punggungnya gemetar. Kedua tangannya mencengkram erat ujung roknya, ia terlihat tidak berdaya. Sasi benar-benar tidak tega melihatnya. Gadis itu pun memeluk sahabatnya tersebut dan membiarkan Kayla tersedu pilu di sana. Gue ngerti La... tapi Kay butuh lo... Hanya bisa mengusap pundaknya Kayla lembut, Sasi sebag

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN