Pemandangan yang asri dari kamar Bima membuat Raya terdiam, dan berusaha memikirkan, bagaimana bisa kamar Bima mendapatkan view dan pemandangan asri seperti ini, padahal rumah sakit tempat ia berpijak sekarang berada di tengah-tengah kota, yang menampilkan pemandangan bangunan-bangunan tinggi serta kepadatan lalu lintas. Raya masih tampak berkonsentrasi dengan pikirannya, dan memilih bungkam. Sedangkan Bima masih saja memperhatikan Raya tanpa ingin membuka suara sedikitpun. “Kalau lo cuma mau ngabisin waktu gue dengan hal yang tidak penting, mending gue pergi” kesal Raya pada akhirnya. Bima, walau sedang sakit, tetap saja parfum dan bau tubuhnya masih bisa membuat Raya kelimpungan. Yang tadinya ia berniat bersikap cuek, bisa saja kembali meluluh hanya karna parfum Bima. “Kamu terli