Matahari menyinari kamarnya, dari arah jendela. Gio harus bangun lebih awal dari biasanya karena keberangkatan ke Yogyakarta yang ia percepat. Sebenarnya masih ingin bersama-sama menghabiskan waktu berdua dengan Resya, tapi pendidikan lebih penting saat ini. Ia menyingkap selimut yang menutupi sebagian tubuhnya, lalu duduk di atas ranjang yang empuk mencoba mengumpulkan kesadaran. Burung-burung bersiul menemani pagi harinya yang cerah namun sudut hatinya mendung. Mengucek mata, menguap beberapa kali. Apakah Resya telah menunggunya dirumah? Atau masih terlelap seperti biasanya dan harus dibangunkan terlebih dahulu. Ah membayangkan gadis itu membuatnya rindu sebelum waktunya. Tak ingin menghabiskan waktu dengan melamun, ia mencoba bangkit dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan