"Ada apasih sebenarnya denganmu?" Malam ini Om Rendy nampak tidak sibuk, terbukti dengan kedatangannya di kedai milik Tante Melody. Ia duduk menghampiri Resya yang tengah melamun, matanya bengkak seperti habis menangis selama berjam-jam. Tentu saja sebagai orang tua, Rendy khawatir dengan yang terjadi pada Resya. Resya menggeleng, tidak membuka suaranya. Ia benar-benar seperti mayat hidup, atau lebih tepatnya hidup segan mati tak mau. Sejak sore tadi ketika Rendy pulang yang ia lihat adalah kesedihan di wajah Resya, tidak seceria biasanya. Ia benar-benar penasaran apa yang membuatnya seperti itu. "Apa nilai mu buruk?" Tebak Rendy, Resya menggeleng. "Tidak begitu penting Om, aku baik-baik saja dan hanya butuh istirahat." "Memang sepertinya kamu butuh istirahat, tetapi tante mu memaksa