Syok tentu saja, kaget? Bukan lagi. Apa ini semacam mimpi atau apa? Tapi berulang kali Rio mencoba menyadarkan dirinya bahwa ini bukanlah mimpi. Bagaimana bisa tukang kebun disekolahnya adalah ayah kandung yang selama ini ia cari? Sedikit kecewa karena semuanya diluar ekspektasi. Harusnya sejak dulu ia tak berharap terlalu tinggi. Tapi yang membuat Rio heran, bagaimana bisa pria disampingnya ini mengajaknya untuk makan malam di restoran mahal? Apakah ujung-ujungnya Mamanya yang akan membayar ini semua atau bagaimana? Karena sudah bisa ditebak jika pria itu pasti akan kesulitan membayar. Ia sama sekali tak memandang sesuatu halnya dari kasta dan derajat seseorang. Tapi, pemikiran itu sudah kadung ia tanamkan dalam otaknya beberapa hari terahkir. Dimana jauh Rio berpikir bahwa Papanya adal