10. Lebih Baik

1362 Kata
"Antar aku ke S corp." Skyla perlu bicara dengan ayahnya mengenai apa yang terjadi hari ini. Ia tahu ayahnya pasti akan mendukungnya dalam setiap keputusan yang ia ambil, tapi ia perlu menjelaskan situasinya. "Untuk apa pergi ke perusahaan ayahmu?" "Aku tidak harus melaporkan apa keperluanku padamu, Tuan Shael." Suasana hati Skyla buruk hari ini, jadi ia tidak bisa bersikap manis pada Shael. Shael bisa merasakan suasana hati Skyla yang buruk, tentu saja. Siapa yang senang mendapatkan tamparan? Jika itu dia, dia pasti akan membunuh orang itu. "Antar Nona Skyla ke perusahaan ayahnya." "Baik, Tuan." Sopir segera mengarahkan mobil menuju ke perusahan ayah Skyla. "Berhenti di apotik terdekat." "Ya, Tuan." Shael sangat tidak senang dengan bekas tamparan di wajah Skyla. Beberapa waktu kemudian mobil berhenti. Shael keluar dari mobilnya secara pribadi. Ia membeli alat kompres dan juga krim untuk Skyla. Skyla sedang dengan pikirannya sendiri, jadi ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh Shael. Ia baru tersadar saat ada benda dingin yang menempel di pipinya yang panas. Ia segera melihat ke arah Shael. "Pegang ini. Ini akan mengurangi rasa sakit di wajahmu," seru Shael. Skyla tertegun beberapa detik, lalu kemudian ia tersadar dan segera memegang kompresan yang menempel di pipinya. Jadi rupanya Shael keluar untuk membelikannya benda ini. Siapa yang menyangka jika ternyata manusia gila seperti Shael masih cukup punya hati. Mobil kembali melaju. Skyla masih memegang alat kompres sebelum akhirnya Shael bicara lagi. "Menghadap ke sini, aku akan mengoleskan krim ke wajahmu." Skyla memiringkan wajahnya ke arah Shael. "Aku akan mengoleskannya sendiri." "Kau tidak bisa melihat wajahmu sendiri." Shael membuka penutup krim di tangannya, ia kemudian mengoleskannya ke wajah Skyla. "Ini mungkin akan sedikit menyakitkan, tahan." Shael bukan pria lembut, tapi ia berusaha untuk tidak bersikap kasar pada Skyla. Skyla menatap wajah Shael dalam jarak yang cukup dekat. Dia tidak akan menistakan ketampanan Shael, hanya saja wajah yang tampan ini satu paket dengan sikap kejam, pemaksa dan c***l. "Kenapa menatapku seperti itu? Mengagumi ketampananku?" Satu lagi, Shael terlalu narsis, meski sebenarnya apa yang dikatakan oleh pria itu memang benar. "Tuan Shael, Anda terlalu percaya diri. Ada begitu banyak pria muda yang tampan di sekitarku," balas Skyla. Ia sengaja menyebutkan pria muda untuk menjelaskan bahwa Shael adalah seorang pria tua. Bukannya tersinggung, Shael tertawa kecil. Sebuah tawa yang langka untuk didengar oleh orang-prang di sekitar Shael. "Aku benar-benar terhina karena kau membandingkanku dengan pria-pria muda itu. Jelas aku lebih baik dari mereka dari segi apapun." Skyla memutar bola matanya. Pria ini benar-benar percaya diri. "Apakah sudah selesai?" "Ya, sudah selesai." Shael menutup kembali krim itu. Ia kemudian menyerahkannya pada Skyla. "Oleskan tiga sampai empat kali dalam satu hari." Skyla meraih krim itu dan memasukannya ke dalam tasnya. "Apakah kau tidak akan berterima kasih padaku, Skyla? Aku telah merawatmu." Skyla tahu bahwa ada yang salah dengan cara Shael berpikir. Pria itu sendiri yang merawatnya, ia tidak meminta sama sekali. Dan sekarang pria itu menuntutnya untuk berterima kasih. "Terima kasih." Skyla memilih untuk tidak beradu mulut dengan Shael. "Aku tidak menerima bentuk terima kasih dalam ucapan." "Lalu?" "Beri aku ciuman." Skyla menghela napas, ciuman lagi. Wanita itu menatap Shael sejenak sebelum akhirnya ia memberikan Shael ciuman yang panjang. "Sudah cukup?" "Ya, kau sangat tahu cara berterima kasih dengan baik." Shael memuji Skyla. Skyla sekali lagi hanya bisa menahan dirinya untuk tidak mencekik Shael. Emosinya setiap berada di dekat Shael selalu saja naik. Tidak lama kemudian mobil Shael sampai di depan perusahaan ayah Skyla. "Nanti malam aku akan pergi dan baru kembali lusa. Kau bisa kembali ke rumahmu jika kau ingin. Setelah aku kembali, aku akan menjemputmu." Shael memberitahu Skyla. Alasan kenapa ia menjemput Skyla hari ini adalah karena ia akan pergi selama dua hari. "Aku akan kembali ke rumah orangtuaku." "Baiklah kalau begitu." Shael masih belum membiarkan Skyla turun. Ia meraih tengkuk Skyla lalu kemudian mencium bibir wanita itu selama beberapa saat. "Kau bisa keluar sekarang." Shael baru membiarkan Skyla keluar setelah ciuman yang panjang. Skyla merasa bibirnya sangat tebal sekarang. Wanita itu segera keluar dari mobil Shael. Selama dua hari ke depan ia akan menjalani hidupnya dengan tenang tanpa gangguan dari Shael. "Cari tahu apa yang terjadi pada Skyla tadi!" Shael memberi perintah pada Ron. "Baik, Tuan." Mobil Shael kemudian segera pergi tanpa menunggu Skyla masuk ke lobby perusahaan. Skyla melangkah, ia menutupi wajahnya dengan tangannya. Ia tidak ingin membuat pegawai di kantor ayahnya melihat kondisi wajahnya yang agak membengkak dan merah. Wanita itu menggunakan lift khusus, setelah beberapa waktu ia sampai di lantai teratas tempat ruangan ayahnya berada. "Paman Kevin, apakah Ayah ada di dalam?" tanya Skyla pada asisten pribadi ayahnya. "Ada, Nona." Skyla kemudian segera masuk ke dalam. Ia melihat ayahnya tengah menandatangani dokumen. "Putriku." Tyler segera melepaskan pulpen yang ia pegang saat melihat Skyla mendekatinya. Skyla kemudian menurunkan tangannya hingga Tyler bisa melihat wajah putrinya yang bengkak dan merah. "Apa yang terjadi? Apakah Tuan Shael yang membuat wajahmu seperti ini?" Tyler hanya bisa memikirkan ini. Shael adalah pria yang kejam dan kasar, jadi kemungkinan pria itu untuk menyakiti putrinya cukup besar. "Bukan dia, Ayah." Skyla segera menjawab pertanyaan ayahnya. Ia kemudian menceritakan apa yang terjadi di kampus beberapa waktu lalu. "b******n! Xander bukan pria, dia bahkan meletakan tangannya pada seorang wanita." Tyler mengumpat geram. Sejujurnya sudah sejak lama ia tidak puas dengan Xander karena pria itu tidak memperlakukan putrinya yang berharga dengan baik. Ia juga mendengar bahwa Xander memiliki wanita yang ia cintai dan menunjukan kasih sayang keduanya di depan orang lain termasuk Skyla. Namun, orangtua Xander selalu meyakinkan dirinya bahwa mereka akan menyingkirkan wanita selingkuhan Xander. Selain itu Skyla juga tidak mempermasalahkan Xander yang memiliki selingkuhan karena hubungan mereka bukan tentang cinta melainkan politik dan keuntungan. Xander berharap putrinya akan menikah dengan pria yang ia cintai, tapi sayangnya putrinya selalu berkata bahwa cinta tidak terlalu penting. Xander adalah pria yang paling pas untuk menjadi pasangannya. Oleh sebab itulah ia tidak membatalkan pertunangan antara Skyla dan Xander meski ia telah mendengar beberapa orang membicarakan tentang hubungan putrinya, Xander dan juga selingkuhan Xander. "Ayah akan membuat perhitungan dengan Xander dan keluarganya!" Tyler mana mungkin terima putrinya dipermalukan dan dipukul oleh Xander. "Tidak perlu, Ayah. Cukup umumkan saja pembatalan pertunangan antara aku dan Shael." Skyla tidak ingin hubungan orangtuanya dan orangtua Xander memburuk. Lagipula pembatalan ini tidak merugikannya, Xanderlah yang rugi karena melepaskan dirinya dan memilih wanita licik seperti Zeanne. Tyler sangat menyesal menjodohkan Skyla dengan Xander karena pada akhirnya putrinya yang berharga disia-siakan oleh Xander. "Ayah akan menghubungi orangtua Xander sekarang." Skyla menganggukan kepalanya. Ia kemudian duduk di sofa. "Edward, putramu benar-benar b******n! Berani sekali dia menampar putriku yang berharga hanya karena seorang wanita selingkuhan!" Tyler mengungkapkan kekesalannya pada Edward. Ayah Xander belum mengetahui apapun, dihadapkan dengan Tyler yang tiba-tiba marah ia merasa bingung. "Apa yang terjadi, Tyler?" "Tanyakan saja pada putramu yang i***t! Mulai saat ini pertunangan antara Skyla dan Xander berakhir. Keluarga Salvatore dan keluarga Abraham tidak memiliki hubungan apapun lagi!" Setelahnya Tyler memutuskan panggilan itu tanpa peduli suara Edward yang masih ingin bicara dengannya. Tyler kemudian kembali pada putrinya. Ia menyentuh wajah putrinya dengan lembut. "Ini pasti sangat sakit." "Ini masih sedikit sakit, Ayah, tapi akan segera membaik." "Aku benar-benar ingin mematahkan tangan Xander karena berani memukulmu." Tyler masih sangat marah. Selama dua puluh tahun putrinya hidup, ia tidak pernah memukul putrinya satu kali pun, beraninya Xander yang hanya tunangan Skyla memukul Skyla seperti ini. "Jangan terlalu marah, Ayah. Aku telah mengembalikan tamparan yang lebih keras pada Xander." "Kau memang putriku. Jika orang lain menyakitimu sekali kau harus membalasnya dua kali lipat." Tyler selalu mengajari putirnya untuk menjadi tiran bagi orang-orang yang mencari masalah dengan mereka. Di tempat lain saat ini Shael telah mengetahui apa yang terjadi pada Skyla. Rupanya yang memukul Skyla adalah tunangannya sendiri. Tidak, sekarang sudah menjadi mantan tunangan. Itu bagus, ia memang berniat untuk membuat pertunangan Skyla dan Xander berakhir karena Skyla hanya bisa memiliki hubungan dengannya. "Patahkan tangan pria yang telah berani menyakiti milikku!" Ia memberikan perintah dengan suara yang dingin. "Baik, Tuan." Ron segera menjalankan perintah, ia menghubungi bawahannya dan memberikan perintah yang sama pada mereka. Setelahnya Shael masuk ke dalam pesawat pribadi miliknya. Dua hari ini akan menjadi hari berdarah, ia pasti akan membunuh beberapa orang yang telah berani bermain-main dengannya. tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN