"Sudah kasihkan saja, Mbak. Nanti-nanti juga bakalan ngejar kita lagi." "Ya, sudah. Berarti kamu setuju, 'kan?" "Iya." "Baiklah kalau begitu. Nanti perkembangannya gimana Mbak kabari. Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam." Kamalia tertegun. Menatap layar ponsel yang kemudian padam nyalanya. "Ada apa?" tanya Dev masih sambil berdiri, bersandar pada almari, dan memandang istrinya. "Urusan keluarga." "Boleh Mas tahu?" Kamalia meletakkan ponsel di nakas. Kemudian menceritakan persis seperti pembicaraan dengan sang kakak. "Coba kakakmu suruh cari tahu, berapa harga tanah di sana pada umumnya. Daripada dijual sama orang lain. Biar Mas membelinya." Ucapan Devin membuat Kamalia menatap lekat wajah serius suaminya. "Kalau dipikir, lahan itu justru masih bermasalah dengan, Mas." "Dengan