Max meraih tengkuk feby, wajah mereka semakin dekat wanita itu pun menatapnya dalam. "Kau tahu aku tidak main-main." Ucapnya dengan nada dalam dan berat. Feby hanya diam dengan tangan yang terulur menyentuh wajah lelaki itu lembut. "Tapi aku takut pada hubungan ini ... Bisakah kau dan aku?" Jawabnya ragu. Suasana hening seakan-akan dunia hanya milik mereka berdua. Max menggenggam tangan Feby lalu membawa tangan itu menyentuh dadanya. "Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun, cukup percaya pada hatiku aku akan mencintaimu selamanya." Max merengkuh Feby, melumat bibir wanita itu dalam, ciuman itu memanas dengan cumbuan yang merambat turun ke leher wanita itu. Feby memakamkan matanya sedangkan Max terus melakukan kegiatannya. Hingga kegiatan itu beralih ke ranjang. Mata mereka bertemu Feb