Satu jam kemudian ... Feby membukakan pintu, dia tersenyum menyambut seorang lelaki berpakaian rapi. "Feby, di mana Edgar?" Tanya Edwin. Feby tidak punya pilihan lain selain menghubungi Thea dan meminta seseorang untuk menjemput Edgar segera. "Dia ada di dalam ..." "Maaf, sudah merepotkanmu ... Edgar tidak pernah berubah, selalu menyusahkan dirimu." Feby hanya tersenyum kecil dia tidak begitu banyak bicara, walau Edwin masih bersikap baik. Ia akui Edwin memang jarang berinteraksi dengan dirinya, karena Edwin sibuk dengan urusan politik, tapi lelaki ini cukup baik. "Tidak masalah, Tuan Edwin." Edwin menoleh ke arah Feby dia sedikit terkejut saat Feby memanggil dirinya dengan embel-embel "Tuan" "Kau memanggilku "Tuan", Feby. Mungkin kita tidak memiliki hubungan keluarga lagi, tapi a