Milea tertegun, sepertinya dia sudah melakukan kesalahan besar dengan mempertanyakan masalalu Edgar dan Feby. Sekarang hatinya seperti terbakar, setiap kali mendengar Edgar melontarkan pujian-pujian pada Feby, setiap kali lelaki itu menceritakan momen kebersamaan mereka di masalalu. Ingin marah, tapi dirinya sendiri yang memulai percakapan ini. Milea hanya diam, mendengarkan semua itu, hingga pada titik nada bicara Edgar merendah, terdengar lirih dan penuh penyesalan. Wajah Milea terangkat menatap lurus pada lelaki di depannya itu. "Kau menyesal berpisah darinya?" tanya Milea tidak lagi dapat menahan kalimat itu di dalam hatinya. "Apakah menurutmu ada lelaki yang tidak menyesal setelah kehilangan wanita seperti, Feby. Dia cantik, kepribadiannya baik terlebih aku dan dia sudah bersama c