Levin merasa kepalanya begitu berat lelaki itu mencoba bangun walau belum bisa sepenuhnya sadar. Levin mengucek mata dengan lemah, sepertinya dia benar-benar banyak minum semalam, ia bahkan lupa apa yang terjadi. "Akh, sial! Kepalaku ..." Lelaki itu mengumpat. Dia tidak biasanya seperti ini mungkin karena terlalu frustasi hingga memilih alkohol sebagai pelarian. Feby berdiri di muka pintu dengan nampan yang berisi sup dan segelas teh, wanita itu tidak masuk begitu saja, tapi malah mengamati tingkah laku Levin yang sepertinya masih belum menyadari di mana sekarang dia berada. "Bagaimana kondisimu?" Seru Feby. Levin terdiam lelaki itu tertegun saat mendengar suara Feby. Kini kesadarannya pulih, ia menatap kamar yang sebenarnya familiar. Lelaki itu melihat ke arah pintu dan mendapati Feby