Kupertajam pendengaranku demi memperjelas suara pintu kamarku yang diketuk dari luar. Jantungku berdegub kencang dengan sendirinya memikirkan jika mungkin saja Tuan Bumi yang mengetuknya. Mengingat bagaimana manisnya Tuan Bumi memperlakukanku membuat senyum ini tiba-tiba terbit. Cara Tuan Bumi mengusap pucuk kepalaku tak ayal masih juga terngiang dalam memori otakku. Pipiku sudah merona demi mengingat itu semua. "Alisha!" panggil Tuan Bumi dari luar kamarku. Deg. Aku langsung berdiri karena suara Tuan Bumi terdengar kembali. Menghampiri pintu, tapi aku jadi takut sendiri. Untuk apa malam-malam seperti ini Tuan Bumi mencariku. Aku masih mondar mandir di dekat pintu antara ingin membukanya atau tidak. Kembali pintu kamar diketuk juga Tuan Bumi yang bersuara dari luar. "Alisha ... apa k