Aku duduk di ruang keluarga dengan tangan memijit pinggang yang terasa pegal. Kehamilan yang semakin membesar. Sudah susah untuk dibuat apapun juga. Tapi aku tetap tak mau berdiam diri di rumah. Ada saja yang ingin kukerjakan hingga kadang membuat Mas Bumi terus saja mengomeliku. "Sayang, diminum dulu susunya." Dia datang dengan membawa segelas s**u hamil di tangan. Mas Bumi sodorkan s**u hangat padaku. Aku menerimanya, lalu segera meminumnya selagi masih hangat. Sementara Mas Bumi duduk di sofa tepat di sebelahku. Kami berdua masih berada di ruang keluarga, menunggu kedatangan Danu. "Ayo habiskan," ucapnya melihat s**u yang aku minum masih ada seperempat gelas. Kuhela napas sebelum akhirnya menenggak kembali s**u di tangan. Sayang jika tidak sampai kuhabiskan karena Mas Bumi sudah cap