47. Pelukan Pertama

1477 Kata

Memaksakan diri pergi bekerja karena sudah bosan di rumah. Tak mengindahkan pesan Tuan Bumi karena pagi tadi salah seorang temanku mengirimkan pesan meminta untuk menggantikan andai aku memang sudah tak lagi ada urusan. Baiklah. Ini kesempatan. Keluar kamar sudah rapi dengan seragamku. Tuan Bumi sudah lebih dulu meninggalkan rumah dengan buru-buru tadi pagi. Bahkan sarapannya saja hanya sedikit. Ada kemungkinan pekerjaan penting sedang menanti. Sebuah kebetulan hingga tak ada pembahasan yang lebih berarti di antara kami khususnya terkait apa yang terjadi semalam. Hanya cium pipi yang masih belum bisa aku lupakan. "Sha! Mau ke mana?" Wanita yang sudah aku anggap layaknya ibu, memandangku keheranan. "Kerja, Mak." "Memangnya cutimu sudah habis, Sha?" Aku menggelengkan kepala. "Seharusny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN