POV BUMI Seusai sarapan yang bagiku mampu memberikan energi positif yang luar biasa, membuatku semakin bersemangat menjalani hari ini. Padahal hanya sarapan dengan ditemani Alisha, tapi sanggup membuat senyum ini tak juga hilang dari bibirku. Terbayang wajah canggung Alisha, bagaimana Alisha yang gugup tiap kali melihat atau berdekatan denganku. Itu semua terekam jelas di ingatan ini. 'Astaga, Bumi! Apa yang kamu fikirkan. Bahkan Alisha itu lebih pantas jadi anakmu. Tak pantas rasanya jika kamu menaruh hati secepat ini pada gadis yang masih sangat muda.' Begitulah kira-kira batin ini mengingatkan. Dengan kesal kuraup wajah kesal. Berpikir sekali lagi. Mungkin saja aku hanya terbawa suasana karena pernikahan yang telah kulakukan dengan Alisha. Atau bisa jadi ini hanya perasaan iba karena