Di dalam ruangan kantornya, Evelyn tak dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya. Merry yang melihatnya hanya dapat menghela napas kasar. "Bu Evelyn." Merry memanggil wanita dengan pelan karena tak ingin mengejutkan Evelyn. Namun, Evelyn tak merespon panggilan itu dan semakin hanyut dalam lamunannya, Merry akhirnya bangkit dari kursinya dan menepuk pelan lengan Evelyn. "Ada apa, Mer?" tanya Evelyn. "Justru saya yang harus bertanya. Ada apa sama Ibu, karena sejak kemarin muka Ibu terlihat nyeremin." Evelyn hanya terdiam saat Merry selesai bicara, bingung harus mengatakan tentang hasil DNA itu atau tidak. Hembusan napas panjang Evelyn lakukan berkali-kali guna untuk mengurangi rasa sesak yang ada di dalam dadanya. "Jadi benar ada masalah ya, Bu," ucap Merry. Setelah berpikir beberapa sa