13

1051 Kata
Hari telah berganti. Saat ini Vita sedang berada di kantin fakultas tempat ia mengenyam pendidikan. Wanita itu memakan makanannya dengan perasaan kesal yang mendominasi. Harus banget gitu dikawal cuman mau ke kantin aja. Bikin malu nggak sih suaminya itu. Memang dipikir dia ini anak Play Group apa? "Sayang... Istrinya Abang mau nambah minum lagi nggak? Kayaknya aus banget deh ah." goda Ashar membuat Ridho, Willy dan Brandon terkikik geli melihat cara Ashar memperlakukan Vita. Mereka selama ini tak pernah melihat Toyib kesayangan punya pacar. Ya maklum aja kalau tingkahnya jadi norak begitu. Secara Vita ini kan pasangan pertama Ashar Magrib. Mereka mau protes juga gimana gitu, jadi ya ketawa aja udah. “Sayangnya Abang mau lagi?” "Heh! Onta nggak banget gaya lo." Lama-lama Willy jadi geram sendiri.  Kesal karena Ashar terlalu lebay, anak itu akhirnya mendaratkan kepalan tangan ke  kepala Ashar. Plak!! "Biarin sih, iri aja lo gue salip." gerutu Ashar membuat Vita menghembuskan nafasnya. Emangnya lagi balapan apa, maen salip-menyalip. Untung nggak ada tikungan menikung diseperempat malam. "Bebeb Vita.. Kamu yang sabar yak. Dulunya suami kamu ini jomblo karatan. Jadi ya disabarin aja kalau dia lebay. Salah satunya yang bikin dia jomblo ya kelebayannya ini. Moga aja kamu nggak jadiin dia duda bebeb." kata Ridho seserius mungkin. Pemuda bernama Ridho Nada Wijaya itu akan sekuat tenaga membantu hubungan sahabatnya. Kasihan kalau sampai balik jomblo lagi. Bisa-bisa nanti malah ngejar-ngejar Uti. Wah berabe urusan kalau kayak gitu. "Toha! Mulut lo pengen gue bakar, sumpah!!” “Ssstt..” Vita mendesis. Ia meminta Ashar agar diam lewat jari telunjuknya. Vita yang mencium bau-bau w*************a segera merapatkan duduknya pada tubuh Ashar. Ini adalah tips dari Icha- jangan sampai kalah sama pelakor adalah kunci pernikahan awet. Benar saja feelingnya. Vita melihat Uti yang mengikuti James dengan teman-temannya sedang memasuki area kantin. Wanita matre itu tengah melihat ke arah suaminya. Vita menangkup pipi Ashar agar tidak melihat ke arah Uti. "Papah! Perlu Mama bukain ceramah Mama Dedeh tentang suami yang bermain mata itu, zinah hukumnya!" ancam Vita membuat Brandon tertawa terbahak-bahak. "Jiah! Dia dibalik. Senjata makan tuan Bro?" kekeh Brandon lalu terbahak kembali. Sialan batin Ashar. Si Brandon emang minta dirukiyahin. Itukan jurus jitu dari Brandon buat dia, kenapa itu orang malah ketawa nggak inget asal-usul. Lagian dari mana sih Vita belajar membalikkan kata seperti itu?! Ashar kan jadi nggak bisa bekutik kalau gini! “Papah! Awas macem-macem!” “Iya Mamah..” tawa kembali meledak. Ketiga sahabat Ashar senang sekali melihat penderitaan laki-laki muda yang biasanya slengean itu.   ** Vita pikir di Jakarta ia tidak akan memiliki teman. Namun nyatanya ia salah. Icha- istri dari sahabat suaminya adalah teman pertama yang Vita miliki. Dibalik kegalakam Icha sebagai seorang wanita, ternyata Icha adalah ibu yang lembut terhadap putranya. Arsen namanya. Vita tahu itu karena beberapa kali pernah pergi dengan Icha dan Arsen. "Arsen, sama Tante sini." panggil Vita pada anak berumur dua tahunan itu. "Nte." oceh Arsen membuat Vita gemas. Entah hanya perasaan Vita atau bukan, rasanya Vita merasa bulu kuduknya merinding. Seperti ada yang meniup-niup bagian belakang telinganya. "Buat anak aja yuk Babe. Pengen yang kayak arsen." bisik Ashar. Dalam hati Ashar mengutuk kalimatnya. Ia memang menginginkan anak selucu Arsen tapi tidak beserta kelakuan bayi mungil itu. Setan kecil titisan Brandon dan Icha itu benar-benar definisi iblis sesungguhnya. "Astaghfirullah, Magrib." kesal Vita. Dikira ada makhluk halus, eh ternyata suaminya yang tingkahnya kayak makhluk astral yang sukanya tiba-tiba muncul terus berbisik. Kan geli jadinya! "Ash..” "Grib." Vita terbahak karena kali ini bukan mulutnya yang memanggil nama belakang suaminya. Namun Arsen yang memandang ke arah mereka dengan tampang menggemaskan. "Grib." "Arsen! Ngeselin nih kaya Mak Bapaknya." omel Ashar. Arsen bukannya menangis, anak dari sahabat Ashar itu justru tertawa. Ngerti juga nggak itu bocah. Bikin Ashar semakin jengkel. Gimana nggak jengkel kalau tiba-tiba dititipin tuyul begini. Ini efek pengasuhnya nggak dateng nih, jadinya yang ketiban sial gue.. "Ayolah Shar nitip. Kan kuliah lo berdua libur. Mbaknya lagi nggak bisa jagain, anaknya sakit." mohon Brandon di depan rumah Ashar. "Biasa juga lo titipin ke tempah Abang ipar lo, kalau nggak mertua lo." kesal Ashar mengacakkan tangannya dipinggang. Ia tak akan mau lagi berkorban demi pasangan muda tukang tindas macam Icha dan Brandon. Gila aja! Pagi buta rumahnya udah digebrak-gebrak sama duo racun cuman buat nitipin anak mereka karena kelasnya ada kuliah pengantar ke luar kota. Hais, ini anak bayi loh! Bukan boneka main titipin aja. Mana berhari-hari lagi. "Shar." mohon Icha mengedipkan matanya sambil menggendong Arsen. "Titipin Bang Chello aja sih." sewot Ashar sambil mengucek matanya. Jujurly ia masih sangat mengantuk. Subuh aja belum masalahnya. Duo pengrusuh udah nggangguin tidurnya. "Nggak, jangan! Masa lo tega sama anak gue sih. Kemaren aja anaknya dia mau ngegelundung ditangga gara-gara Mak Bapaknya mau ena-ena, anak gue bisa koit duluan Shar." kata Icha sedikit dilebih-lebihkan. "Bang Mich." tawar Ashar. "Bang Mich mana bisa jaga anak, tahu sendiri Abang ipar gue sengklek begitu." kini giliran Brandon bersuara. Ia tidak berdusta. Abang iparnya yang bernama Michell memang astaga sekali orangnya. "Ridho, Dimas, Willy." "Mereka nggak ada cewek Shar, lo kan ada bini. Itung-itung belajar buat punya anak dari anak gue." ceramah Brandon. "Ini ada apaan sih ribut-ribut?" tanya Vita sambil menguap. Tidurnya terganggu karena mendengar suaminya yang sepertinya adu mulut dengan seseorang. "Eh, Kak Icha. Ngapain pagi-pagi banget ke sini. Masih gelap lagi Kak?" tanya Vita pada Icha. Icha tersenyum mengejek ke arah Ashar. "Mau nitip Arsen, boleh ya Vit. Gue ada kunjungan sama Brandon ke luar kota. Tugas kuliah. Boleh nitip Arsen ya, Mbaknya nggak bisa dateng soalnya." "Boleh Kak, sini Arsen sama Tante." kata Vita mengambil Arsen dari gendongannya. 'Alamat deh ah! Tega banget Brandon sama Icha. Nggak bisa liat gue seneng Ya Allah. Malah nitipin tuyulnya di sini.' "Ntik." Arsen mengerjapkan matanya memandang wajah Vita. Hal itu membuat Vita tekekeh meski tidak mengerti bahasa Arsen. "Huu... Tuyul! Masih kecil tahu aja yang cantik. Bapak lo banget deh ah." toyor Ashar ke kepala Arsen, membuat anak dua tahunan itu mengembung dibagian matanya. "Magrib." "Hiks... Ma.. Ma... Maaaa..." Vita mendelik tajam ke arah Ashar. Udah tahu ini anak susah dieminnya, pake ditoyor. "Keluar." "Tapi Babe." "Keluar apa aku tendang kamu dari kamar. Keluar Mas, sekarang!" "Ma.. maa..." isak Arsen membuat Ashar jengkel. "Nggak anaknya, nggak Mak Bapaknya. Rese amat sama hidup gue!" maki Ashar kesal.   to be continued..    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN