12

987 Kata
Ashar dan Brandon saling menggelengkan kepalanya berbarengan melihat Vita dan Icha yang seperti memiliki dunia sendiri. Benar kali ya kata orang para kalau ibu-ibu ketemu sebangsanya, suami tinggallah kenangan belaka. "Iya Kak, nggak tahu diri banget. Beneran deh, tadi pagi jam empat. Bayangin deh jam empat itu cewek telepon ke HP-nya Mas Magrib." "Ashar!”, koreksi Ashar sembari menatap tajam sang istri, membuat Vita tak kalah tajam menatap Ashar. Brandon yang melihat itu menepuk kepala Ashar pelan. Sebagai sesama suami, Brandon merasa wajib plus kudu banget ingetin Ashar.  "Cih... Sendirinya suami takut istri, Bos!! Gitu ngatain gue! Tahu kan lo rasanya punya bini galak?" amuk Brandon mengingatkan jika Ashar pernah se-enggak tahu diri itu pas ngata-ngatain dia. Vita dan Icha seakan tidak terganggu dengan perdebatan Ashar dan Brandon. Mereka masih asyik menggosipkan Uti yang tidak tahu malu bertamu pagi-pagi. Kerongkongan Ashar rasanya kering, saat istri sahabatnya- Icha menceritakan bagaimana gilanya Ashar mengejar Uti dulu. Belum lagi Ashar ya mau disuruh-suruh Uti padahal wanita tersebut sudah resmi menjadi pacar James. Vita sesekali menatap kecewa ke arah Ashar, namun ketika wajahnya fokus pada Icha lagi, wanita itu pura-pura tertawa dan merasa jengkel dengan cerita Icha. "Eh, Arsen bangun." kata Vita ramah saat putra Icha menggeliat dalam gendongannya. Sedari tadi Arsen memang terus ingin menempel pada Vita. Mungkin turunan Papahnya yang nggak bisa lihat cewek cantik dikit kali ya, makanya nempel banget sama Vita. Secara bininya Ashar Magrib bening banget. "Pah, pulang yuk! Nih Arsen juga udah bangun Pah." ajak Icha pulang. Ashar semakin ketar-ketir saja dibuatnya. "Sabar ya Bro! Biasanya kalau tampangnya Icha kaya gitu, lo kan tahu abis itu gue diapain. Yah, moga aja bini lo beda ya." kata Brandon menepuk pundak Ashar. Sesama laki-laki berbini galak harus saling mendukung memang.  'Mendukung untuk saling dianiaya maksudnya.' Brakkkkk.. Pintu kamar Vita terbanting cukup kencang membuat Ashar kalang kabut setelah kepulangan duo manusia laknat dari rumahnya. Oh, tiga, beserta anaknya juga yang mirip sekali dengan Dakjal.. Arsen the Dakjal Ardiansyah namanya. "Sayangku.. Cintaku..  Istriku..  Kamu salah kamar, Beb!" teriak Ashar didepan kamar Vita. Vita membuka pintu kamarnya. Namun sedetik kemudian Ashar mengaduh kesakitan karena Vita memukulinya dengan guling secara membabi buta. "Dasar begok! Dimanfaatin sama cewek mau aja. Awas ya kamu deket-deket lagi sama yang namanya Uti itu jangan harap aku anggep suami. Pulangin aja aku ke rumah Mamah biar dinikahin sama Kak Ridho." amuk Vita membuat Bik Surti dan Bik Denok tertawa melihat majikan lelakinya kalah dengan sang istri. "Enggak! Aku nggak deket-deket Uti. Kan Utinya yang deketin. Kamu sabar dong Vit, punya suami ganteng tuh resikonya gitu. Banyak pelakor yang deketin.” "Hoeekkk." kata Vita menanggapi ucapan Ashar yang kelewat narsis itu. "Seandainya suruh milih, ogah aku nikah sama kamu. Jomblo yang ngemis cinta sama si Uti. Cantik enggak matre iya!”, maki Vita berani. Kalau memang boleh milih sih, Vita pengennya sama yang pinteran dikit. "Terus kamu maunya nikah sama siapa?" tanya Ashar polos. Dia ingin tahu dengan siapa istrinya ingin nikah. "Pacar akulah! Sama siapa lagi emang!” Buru-buru Ashar mengambil ponsel disaku celana. Ashar lalu membuka aplikasi Youtube, membuat Vita bergidik ngeri. "Dosa.. Dosaa.. Tuh denger Mamah Dede bilang apa." Cerocos Ashar sembari mengeluarkan jurus andalan. "Mau masuk neraka?" tanya Ashar. Vita menggeleng cepat. "Yaudah ke kamar kita. Hayuk bikin adek biar kamu nggak galak-galak amat." ajak Ashar. Vita menggeleng cepat. Modus aja bisanya memang si Ashar. "Nih, aku bukain lagi ceramahnya ya. Nolak suami itu ntar hukumannya kaya gimana." ancam Ashar membuat Vita segera lari ke kamar mereka. "Huft!! Gampangkan... Makasih Mamah Dede, Aak."   * Vita termenung dengan selimut yang masih membelit tubuhnya. Setelah adegan uh ah, uh ah yang selalu saja nambah seperti lagi makan bakso Mas Parno di kantin SMA..   Ah! Inget-inget Mas Parno Vita jadi pengen makan bakso Mas Parno. Biasanya Vita akan nambah kalau makan di sana, kaya Ashar yang sedari tadi minta nambah terus aja padahal udah diulang beberapa kali. Eh, balik ke topik utama selain bakso yang nambah. Vita merasa terperdaya. Masa setiap dia nolak buat nambah Ashar akan buru-buru meraih ponsel yang diletakkan di atas nakas. Sialnya suaminya itu selalu mengingatkannya dengan surga dan neraka untuk istri yang membangkang. Poor Vita. "Ashar, Ashar Mag..." "Istriku, Abang udah bangun. Ini udah Isya, magribnya udah lewat." ucap Ashar merubah posisinya yang tengkurap menjadi telentang. "Istri abang tercinta, jangan bawa-bawa nama Uti lagi dalam perdebatan kita. Uti itu hanya." Ashar tampak bingung merangkai kata-kata. "Hanya apa?" tanya Vita mendelik tajam. Ngomong siapa Uti aja pake acara mikir, bilang aja kalau suaminya itu nggak rela bilang Uti itu hanya masa lalu. "Dia itu hanya adik junior aku yang sialnya kakak senior kamu Sayang." ucap Ashar panik. Vita melotot tajam, apa hubungannya dengan masalah rumah tangganya dengan per senioritasan di kampus mereka?! "Sayang, kamu kalau dibuli si Uti sama temen seangkatannya kamu bilang aku ya, bilang aku ya. Istrikuuh jawab abang! Istrikuh jawab Kakanda dong!" guncang Ashar ditubuh Vita yang kaku karena syok. Pukkkk... "Auh, jidat Kakanda." eluh Ashar memegangi keningnya. "Sakit Adinda.. Kakanda gak cuka!" Ya Allah, apa dosa hambamu ketiban suami otaknya ilang begini Ya Allah. "Adindaku sakit gigi?" tanya Ashar. "Magrib!"  Vita mulai kesal dengan tingkah aneh Ashar.  "Ashar Vita." koreksinya.  "Podo ae. Nih ya, sebelum Uti buli aku udah aku kulitin dia terus aku goreng, abis itu aku kasih saos." *Sama saja. "Vitaaaaa..." jerit Ashar menggelegar. "APA?" omel Vita membentak, merasa Ashar menjerit karena tidak terima Uti-Utinya itu Vita aniaya. "Kulit goreng krispy. Aaahhhh Abang mau kaepciiih. Ayo Sayang beli kaepciiih. Kulitnya buat aku ya." Gubrakkkk..... Vita ingin minum sianida rasanya. Beliin kopi Vietnam dong, taburin dikit. Kalau nggak beliin tea thai nggak apa-apa campurin sama baygon yang banyak. Kalau Vita nggak berani minum, mau Vita cekokin ke si Ashar biar lenyap sekalian dengan seluruh kebodohannya. "Vitaaaa ayo beli kaepciih." ajak Ashar yang sudah berada di depan pintu hendak membuka pintu kamar mereka. “Aaaa... Kaepciiih.. Moca float!!” "Ashaaaarr jangan telanjang!!!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN