Hampir satu tahun berlalu sejak lahirnya Fazarick ke muka bumi. Tak ada berkah paling besar di hidup Ashar selain dapat melihat tumbuh dan kembang sang putra kebanggan. Belum lagi Vita yang semakin keibuan. Lemot wanita itu juga semakin berkurang, meski terkadang muncul dengan frekuensi lebih absurd dari sebelumnya, tapi tenang saja, itu tidak sering berlangsung. Cukup lumayan, setidaknya tidak membuat Ashar gila dadakan kayak tahu bulat yang digoreng langsung untuk dijajakan seharga lima ratus rupiah oleh penjualnya. Intinya– Ashar bahagia. Ia telah menjadi seorang Ayah di usia muda. Punya istri cantik padahal di ejek jomblo tidak laku. Kurang sempolan.. Eh, sempurna apa hidup Ashar Magrib?! Mantap betul pokoknya. Jejak ketua gengnya ia ikuti dengan sangat baik, tanpa meninggalkan satu