10

812 Kata
Atas saran pakar dan senior dalam perumah tanggaan yang sempat tidak percaya akan status sahnya dengan Vita, akhirnya Ashar tahu kiat-kiat dalam menghadapi istri yang sedang ngambek. Semoga saja yang diberikan Brandon berhasil meluluhkan istrinya yang sempat ngambek, hingga berbuntut tidur siang memunggunginya. Ashar meraba punggung Vita. Glek... Air liurnya tiba-tiba mengalir begitu saja di tenggorokannya. Sialan.. Jurusnya si Brandon malah bikin gue panas dingin sendiri.. "Vita." bisik Ashar, membuat Vita membuka mata. "Adek aku sakit." lirihnya. "Grib..." "Ashar aja Vit." nego Ashar. "Shar." "Ya Vita." jawab Ashar tersenyum, lalu mendekatkan dirinya hingga menempel dipunggung Vita. "Gue bacok ya?" tawar Vita sadis. "Jangan!" kilah Ashar cepat. "Mama minta cucu dulu sebelum gue meninggal." ucap Ashar cepat. "Mama nggak bilang ke aku tuh." kata Vita merentangkan posisinya tidurnya. "Mamah bilangnya ke aku kok." "Gimana?" "Shar, anak Mamah yang ganteng. Mama pengen cucu, tolong bilangin sama mantu Mama yang kurang cantik Mama pengen cucu sebelum Mama meninggal." kata Ashar lalu mencium Vita. Posisinya yang menyamping membuat Ashar leluasa untuk menyambar bibir istrinya itu "Auh kenapa digigit." jerit Ashar karena Vita menggigit bibirnya. "Tukang bohong! Aduin ke Mamah kapok lo." ancam Vita. "Iya.. Iya... Aku yang pengen buat." Vita diam... "Kamu tuh nggak tahu Vit.. Gimana tersiksanya aku, udah halal tapi tiap mau ajak kamu ena-ena selalu kena seruduk." "Emang aku banteng...." cicit Vita tidak terima. Enak saja ia dibilang tukang seruduk. "Lebih galak." spontan Ashar membuka mulut. "Magrib!" "Ashar!" pelotot Ashar. "Nih, liat dengerin baik-baik." kata Ashar menyerahkan ponsel pipihnya. Vita mengerutkan kening saat Ashar memutar sebuah Video ceramah di YouTube. Vita bergidik kala ceramah itu mulai menghakimi istri yang tidak menurut dengan suami. "Ashar...." Vita menarik-narik ujung kaus yang dikenakan Ashar. "Pengen banget emang?" tanya Vita, Ashar dengan semangat empat lima mengangguk. "Dosa ya nolak?" tanya Vita lagi. "Nggak tahu, tapi tadi kata Pak Ustadz, menolak suami dosa dan masuk neraka." ucap Ashar menakut-nakuti, Vita bergidik ngeri. Vita bangkit dari rebahannya. Dilepasnya celana dan kausnya, lalu tangannya mulai membuka semua pakaian dalamnya sendiri. Agresif bini gue elah.. Ashar meneguk ludahnya saat Vita kembali berbaring. "Cepetan ih, malu gue." ucap Vita menutup wajahnya dengan bantal. Dikira gue mau cium bantal kali ni bocah yak.. "Mas.. Magrib.." panggil Vita karena terlalu lama. "Iya Vit." jawab Ashar parau. Ashar melakukan tugasnya dengan sangat apik. Bahkan Vita yang awalnya malu-malu menjadi lebih rileks karena suara desahan Ashar yang begitu bersemangat. Hingga keduanya sama-sama menikmati gelombang yang sangat memabukkan secara bersamaan. "Makasih istri, bikin aku nggak jomblo lagi." kata Ashar mengecup kening Vita yang sudah terlelap dipelukkannya. Canda Jomblo! Jangan Baper, xixixixixi!!!! "Hohooo.... Gila, gue penakluk cewek beneran dah ah." kekeh nya sebelum ikut memejamkan mata menyusul Vita. *** Ashar paling suka yang namanya weekend, karena apa? Karena hari sabtu dan minggu, kuliahnya libur. Iyalah, masa mau kuliah seminggu, tujuh hari full sih. Kasihan para bapak dan ibu dosen dong, kalau disuruh ngajar terus. Ashar menggeliatkan tubuhnya lagi di atas ranjang. Vita masih tertidur lelap disampingnya. Melihat itu tentu saja Ashar juga menutup mata kembali. Biar samaan gitu Dering ponsel Ashar yang terus saja menyala membuat tidur Vita terusik. Matanya mengerjap melihat ke arah jam dinding yang terpaku ditembok kamar Ashar. "Ya Allah, jam empat woi.. Siapa kali yang telepon kurang kerjaan banget." kesal Vita mencoba meraih ponsel ponsel Ashar. Uti Calling... Rasa kantuk yang menyerang Vita tiba-tiba saja menyublim. Uti hanya ada satukan? Tidak mungkin Uti yang Ashar kenal hanya satu kan?, pikir Vita. "Hallo." jawab Vita dengan suara serak bangun tidurnya. "Eh, bukannya ini nomer Kak Ashar ya? Apa gue salah sambung ya?" tanya si Uti dari seberang sana membuat Vita menguap. "Bener kok, ini nomernya Ashar Magrib. Ada apa ya pagi buta telepon?" tanya Vita. "Eh, lo siapa ya?" tanya Uti balik. Ashar yang mendengar suara Vita mengerjabkan mata lalu menarik Vita hingga jatuh di atas dadanya. "Bentar ih, ini ada telepon." kata Vita pada Ashar. "Hallo." diseberang sana Uti nampak geram. "Siapa Sayang?" tanya Ashar dengan suara khas orang yang baru bangun. Uti semakin geram, kala mendengar suara Ashar apalagi laki-laki yang sempat mengejarnya itu memanggil wanita lain dengan sebutan sayang. "Uti Mas, lepas dulu." Klik... Uti mematikan sambungan telepon secara sepihak, membuat Vita jadi tambah kesal saja. "Biarin aja udah, ayo tidur lagi masih ngantuk ini Vita." rengek Ashar membaringkan Vita yang hendak bangun dari atas tubuhnya. "Tidur ya." kata Ashar membelai-belai punggung Vita sembari memejamkan matanya. Di dalam kamarnya, Uti membanting ponselnya merasa kesal pada Ashar. Kenapa disaat Uti butuh, laki-laki itu justru sudah mendapatkan wanita sebagai penggantinya. Mana James tidak membalas pesan dan mengangkat teleponnya lagi sedari di kampus. Dihempaskan oleh Ashar begitu saja membuat sebagian dari diri Uti merasa tidak terima. Apalagi tadi, Ashar bahkan sepertinya sudah benar-benar melupakannya. Terbukti dengan Ashar yang bermalam dengan seorang wanita. Tidak bisa, Uti tidak terima hal itu biaa terjadi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN