“Ah tenang sekali rasanya.” Lutvia melangkah keluar dari rumah sakit, napasnya terasa lebih ringan. Beban yang tadi menghimpit dadanya seolah menguap begitu saja setelah pertemuannya dengan Zeron. Senyum tipis terukir di bibirnya, bayangan wajah Zeron yang tampak lemah namun tetap menawan masih terlintas jelas. Dia merasa seperti seorang pemenang, seolah semua usahanya mulai berbuah manis. Kaki-kakinya terasa ringan saat melangkah menuju apartemen Ethan, membawa serta euforia kemenangan kecilnya. Begitu pintu apartemen Ethan terbuka, Lutvia langsung melesak masuk dengan ekspresi berseri-seri. “Ethan kamu benar!!” katanya, suara sarat kelegaan. “Ternyata semua masih baik-baik saja, dia tidak menghubungiku semalam karena suatu alasan.” Ethan, yang dari tadi sudah duduk santai di sofa

