“Aduh? Syalah,” ucap Galen sontak, suara lucunya bercampur rasa malu.
Tangan kecilnya langsung melepaskan genggaman tangan seseorang yang ternyata bukan Opanya. Dia mundur selangkah, menatap pria asing di hadapannya dengan mata bulatnya yang tajam.
Di sisi lain, pria tampan itu seketika berlutut demi menyesuaikan tingginya dengan Galen.
Wajahnya yang rupawan kini sejajar dengan mata tajam sang bocah. “Hai, kita bertemu lagi,” sapa Zeron dengan suara lembut, tak peduli meski kemarin ia sempat dihadiahi bogem mentah oleh 'kang pukul' di depannya ini.
Pertemuan kedua ini, ia memilih sapaan yang lebih ramah. Tadi, Zeron memang berniat membelikan hadiah untuk Arga yang mendadak demam dan kini menginap di hotel.
Namun, tepat di toko mainan tersebut, matanya justru menangkap sosok anak k
