Mata Sonya terus tertuju ke depan, di sana ada Sandra. Tidak sendirian, tapi juga bersama Sandra juga datang bersama pacarnya, Dikta. Mereka berdiri dalam posisi mengobrol santai, namun jelas terlihat sedang menunggu. Wajah keduanya menghadap ke arah kamar, dan jarak pandang itu sangat memungkinkan untuk langsung melihat siapa pun yang datang dari arah lorong. Tanpa pikir panjang, Sonya langsung berbalik dan mendorong da-da Zeron dengan kedua tangannya. "Mas, tunggu di sini dulu ya," bisiknya cepat, nyaris tak terdengar. Zeron tidak langsung bergerak. Ia hanya menatap Sonya dengan alis terangkat, dahi berkerut. "Kenapa?" "Ck nurut saja, bisa tidak?" desaknya dengan suara lebih pelan tapi jelas gelisah. Dan kali ini, Sonya menarik lengan Zeron dan membawanya ke lorong samping yang agak