Mata Zeron langsung membulat sempurna. Dia menoleh cepat ke arah Sonya, yang kini matanya sudah terbuka lebar. Wanita itu menatapnya dengan pandangan datar dan tanpa ekspresi, namun Zeron bisa merasakan aura dingin yang menusuk. Wajah cantiknya tidak menunjukkan kemarahan, tapi justru itu yang lebih menakutkan. Wanita itu sama sekali tidak bergerak, tetap berbaring tenang, seolah kalimat sarkastis itu hanya gumaman biasa sebelum tidur. Namun Zeron tahu, ini adalah awal dari pertarungan yang lebih berat daripada berdebat dengan seluruh direksi perusahaannya. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya. Sadar bahwa dia tengah terancam, Zeron berpikir keras untuk mengendalikan keadaan. Pelan-pelan, dengan lidahnya yang terasa kaku, Zeron memulai pembicaraan. Dia berbalik sepenuhnya men

